TANGERANG KOTA, Sekitartangerang Aksi warga pecah di kawasan Sangiang Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, bongkar paksa Drainase yang ditutup Ruko, Kamis (02/10/2025).
Drainase yang ditutup bangunan ruko milik Siva Andreas, akhirnya dibongkar paksa oleh warga karena dianggap menjadi biang banjir sejak 2022, Aksi ini merupakan puncak kekesalan warga sejak lama.
Tokoh masyarakat yang juga Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Saiful Milah, menegaskan bahwa langkah itu merupakan bentuk kekesalan warga setelah bertahun-tahun menunggu ketegasan pemerintah.
“Ini luapan dari kekesalan masyarakat dalam menunggu penyelesaian soal bangunan ruko yang menutup saluran air. Sejak 2022 warga sudah menahan diri, tapi hari ini mereka sudah jengkel,” ujar Saiful saat di lokasi.
Menurutnya, berbagai upaya telah ditempuh. Mulai dari komunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) , Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) , Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), hingga rapat bersama Wali Kota Tangerang. Namun, persoalan tak kunjung selesai karena alasan yang terus bergulir dari satu dinas ke dinas lain.
“BPN sudah jelas menyatakan sertifikat ruko tidak termasuk area saluran air. Gambarnya pun sudah keluar. Tapi pemerintah daerah masih saja lempar tanggung jawab ke PU, ke Perkim, atau ke Satpol PP. Sampai kapan?” tegas Saiful.
Lanjut, iamengingatkan jika Senin depan Pemkot Tangerang tidak berani mengeksekusi, warga akan kembali turun tangan.
“Kalau Senin nanti tidak ada tindakan, ya sudah, masyarakat sendiri yang akan bongkar. Mereka sudah hampir tidak percaya lagi dengan pemerintah,” ucapnya.
Sementara itu, Saripudin, warga yang tinggal dekat lokasi ruko, mengaku setiap musim hujan rumahnya dan warga lain kerap terendam banjir. Hal itu, kata dia, berbeda jauh dengan kondisi sebelum ruko berdiri.
“Dulu saluran airnya lebar sekitar 3 meter. Hujan berhari-hari pun tidak pernah banjir. Setelah ruko empat lantai itu dibangun, saluran mengecil, aliran air melambat, dan baru hujan sebentar saja sudah banjir,” ungkapnya.
Warga menilai, selain menutup saluran air, bangunan ruko tersebut juga mengabaikan kepentingan lingkungan sekitar. Mereka mendesak pemerintah segera bertindak tegas agar persoalan yang sudah berlarut sejak 2022 ini tidak kembali menimbulkan keresahan. (darjo).